Menijau Sifat Orang Dari Kentutnya
Just a Joke.... :)
Orang PINTER: Orang yang tahu kapan harus kentut dan kapan tidak boleh kentut
Orang SOPAN & JUJUR : Orang yang kalau kentut selalu bilang : "Maaf saya mau kentut
dulu"
Orang SOK BERSIH : Orang yang kalau kentut celana dilepas dulu
Orang PENUH MISTERI : Orang yang kalau kentut tidak pernah diketahui oleh Orang lain
Orang SOSIAL : Orang yang selalu kipas-kipas setiap selesai kentut
Orang SOMBONG : Orang yang suka mencium kentutnya sendiri. (Wangi kaliiii...)
Orang BANYAK AKALNYA : Orang yang kalau kentut sambil berteriak, agar tak
terdengar kentutnya
Orang BODOH : Orang yang tidak bisa membedakan mana kentut sendiri dan mana kentut Orang lain
Orang PELIT : Orang yang suka ngempet/nahan kentutnya sendiri
Orang KORUP : Kentutnya bau sekali
Orang TIDAK JUJUR : Orang yang habis kentut terus meludah
Orang HEMAT : Orang yang bisa mengeluarkan kentutnya sesuai kebutuhan
Orang PERCAYA DIRI : Orang yang kalau kentut dikeras-kerasin
Orang LUGU : Orang yang kentut malah kaget
Orang GEMAR MENABUNG : Orang yang kalau kentut dimasukan ke kantong plastik lalu diiket erat2
Orang SADIS : Orang yang suka kentut di depan muka Orang lain
TUKANG FITNAH : Orang yang kalau kentut langsung menuduh Orang lain
Orang APES / SIAL : Sudah bau kentut masih dituduh pula
Orang SERAKAH : Orang yang seneng ciumin kentutnya Orang lain
Orang GENDENG : Orang yang kalau kentut pantatnya dimasukan air, agar bunyi
blekuthuk-blekuthuk
Orang BOROS : Orang yang kalau kentut dikeluarkan sekaligus sampai terikut
ampas-ampasnya
Orang JOROK : Orang yang setiap kentut celananya ikut basah
Orang MALES : Orang yang kentut ga pernah tuntas
Orang MINDERAN / NGGAK PD : Orang yang suara kentutnya kecil dan terdengar
tersendat-sendat
PEMBUAL : Orang yang tidak bisa lagi dibedakan mana itu kentut atau omongannya
Orang KAYA : Orang yang banyak kentutnya daripada kerjanya
Orang SENGSARA : Orang yang seumur-umur hanya pingin kentut saja nggak pernah kesampaian
Orang NGGAK PUNYA KERJAAN : Yang suka mbahas masalah kentut!!!! Paling tidak
yang baca ini ........ :)
Wednesday, February 28, 2007
Tuesday, February 27, 2007
Kiat Sukses Dunia Akhirat dari Nabi
Dikutip dari: http://sepia.blogsome.com
Hadits Muthahharah
Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang
arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki:
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau, maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat, maka engkau akan
jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah nescaya engkau akan jadi orang istimewa
di sisi Allah
Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku
Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin, Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan, maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa, nescaya engkau akan
menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa
Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya
Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya
Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat
Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar nescaya akan dihapuskan (kurangkan) segala dosamu
Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia
Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain, nescaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah, nescaya engkau
akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih (dari hadas), nescaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka
Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain nescaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain nescaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan, mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri, dan sabar dengan ujian (bala)
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi (tidak diketahui) dan menghubungkan kasih sayang
Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah
Dikutip dari: http://sepia.blogsome.com
Hadits Muthahharah
Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang
arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki:
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim
Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau, maka engkau akan jadi orang paling kaya
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat, maka engkau akan
jadi sebaik-baik manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah nescaya engkau akan jadi orang istimewa
di sisi Allah
Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku
Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin, Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat
Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan, maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat
Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa
Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa, nescaya engkau akan
menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa
Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya
Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya
Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat
Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku
Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar nescaya akan dihapuskan (kurangkan) segala dosamu
Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia
Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain, nescaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia
Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah, nescaya engkau
akan jadi segagah-gagah manusia
Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah
Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih (dari hadas), nescaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu
Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya
Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka
Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain nescaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya
Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku
Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya
Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain nescaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan, mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri, dan sabar dengan ujian (bala)
Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah?
Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan
Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?
Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi (tidak diketahui) dan menghubungkan kasih sayang
Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?
Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah
Thursday, February 22, 2007
Electric Fuel Treatment (EFT) :
The Best Solution for Saving Fuel Consumption for Your Vehicle
Electric Fuel Treatment (EFT) is a tool to improve fuel characteristics to be more efficient on motor vehicles, save fuel consumption, improve power and torque engine, reduce gas emission, reduce engine shocks, and reduce carburetor system maintenance adopting the principle of Electrical Magnetic Resonance.
Using this tool, gasoline/diesel/biofuel which flowing into injection channel system would resonance electrically, to the extent that fuel molecules with greater energy level would be created. EFT could produce, therefore, more perfect fuel caloric.
EFT invented by Indonesian Institute of Sciences and it has been registered in Patent Directorate Generale HKI RI No. P00200400434.
Function:
We have experiment by installing EFT on some vehicles. The result is the following:
The Best Solution for Saving Fuel Consumption for Your Vehicle
Electric Fuel Treatment (EFT) is a tool to improve fuel characteristics to be more efficient on motor vehicles, save fuel consumption, improve power and torque engine, reduce gas emission, reduce engine shocks, and reduce carburetor system maintenance adopting the principle of Electrical Magnetic Resonance.
Using this tool, gasoline/diesel/biofuel which flowing into injection channel system would resonance electrically, to the extent that fuel molecules with greater energy level would be created. EFT could produce, therefore, more perfect fuel caloric.
EFT invented by Indonesian Institute of Sciences and it has been registered in Patent Directorate Generale HKI RI No. P00200400434.
Function:
- Improve fuel characteristics to be more efficient on motor vehicles.
- Saving fuel consumption BBM 5% - 20%.
- Improve power and torque engine.
- Reduce gas emission.
- Reduce engine shocks.
- Reduce carburetor system maintenance.
- Prevent sedimentation formation on burning chamber .
- Inner tubes composed by fuel and additive materials resistance.
- Outer tubes composed by stainless steel.
- Electrics used at EFT do not correlate directly with fuel, but as generating of electromagnetic pulse lower frequency for induction fuel where through brass tube (resonator tube).
- Fuel inlet/outlet pipe were based on vehicles standards.
- The electrical system was accompanied by fuse .
- LED at EFT as indicator of power and run.
We have experiment by installing EFT on some vehicles. The result is the following:
- On Honda Supra: Before EFT installed, this motorcycle used 1 litre gasoline to run up to 50 km. After EFT installed, the motorcycle used 1 litre gasoline to run up to 62 km.
- On Honda Grand Civic Car : Before EFT installed, this car used 1 litre gasoline to run up to 11 km. After EFT installed, the car used 1 litre gasoline to run up to 16 km.
- On Isuzu Panther Car : Before EFT installed, this car used 1 litre gasoline to run up to 10 km. After EFT installed, the car used 1 litre gasoline to run up to 14 km and the power machine up to 3,6 HP.
Tuesday, February 20, 2007
Istri Cerewet?? Apa yang Sebaiknya Dilakukan para Suami??
Mari, Kita Renungkan....
Dalam kehidupan rumah tangga, kadang-kadang kita menjalaninya tidak semulus seperti apa yang kita bayangkan ketika berpacaran. Salah satu permasalahan yang sering timbul diantaranya sedikit kesalahpahaman yang kadang kala menimbulkan percekcokan kecil. Permasalahan kecil ini jika dibiarkan akan terus berkembang dan mengancam keutuhan rumah tangga.
Salah satu hal yang paling banyak dikeluhkan oleh para suami adalah istri yang cerewet dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada dalam rumah tangga.
Nah, lalu apa yang sebaiknya suami lakukan ketika istri tak sepaham dengan pendapat kita?
Apa yang sebaiknya suami lakukan ketika istri marah-marah tanpa alasan? Ada yang bilang, mungkin karena Pria berasal dari Mars dan Wanita berasal dari Venus sehingga dalam berbahasa kadang kala ada kata-kata yang salah dimengerti atau salah tafsir. Mungkin karena bahasanya beda ya..... Pria yang senantiasa menggunakan logika dalam berpikir melawan wanita yang selalu menggunakan perasaan dalam bertindak.
Lalu, apakah pantas bila seorang suami marah-marah jika menghadapi istri yang cerewet dan cemberut ketika suami lelah pulang bekerja? Pertanyaannya sekarang adalah adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Nah, saya ajak kepada para suami marilah untuk merenung sejenak memikirkan apa cara yang terbaik untuk mengatasi istri yang cerewet.
Oleh karena itu, mari kita simak kisah Umar bin Khatab dalam mengatasi istri yang cerewet.
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.
Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah
BP4 tersebut?
1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.
Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu
menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.
2. Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia
Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya.
Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.
3. Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya
berkeluh kesah atas kecakapannya itu.
4. Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku? Akulah yang membuatnya begitu? Baik buruknya sang tunas
beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.
5. Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi pagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak
pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.
Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.
Nah...lho......!!! Jadi, bagi para suami marilah kita bersabar diri dalan menghadapi istri yang cerewet. Mungkin hal itu terjadi, karena istri kita tercinta terlalu lelah dan letih dalam menjaga dan merawat harta dan anak-anak kita. Marilah kita senantiasa berdo'a kepada yang Maha Kuasa agar selalu diberi kesabaran yang sangat kuat dan menjadikan keluarga kita, keluarga yang Sakinah Mawaddah dan Warahmah.
Mari, Kita Renungkan....
Dalam kehidupan rumah tangga, kadang-kadang kita menjalaninya tidak semulus seperti apa yang kita bayangkan ketika berpacaran. Salah satu permasalahan yang sering timbul diantaranya sedikit kesalahpahaman yang kadang kala menimbulkan percekcokan kecil. Permasalahan kecil ini jika dibiarkan akan terus berkembang dan mengancam keutuhan rumah tangga.
Salah satu hal yang paling banyak dikeluhkan oleh para suami adalah istri yang cerewet dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada dalam rumah tangga.
Nah, lalu apa yang sebaiknya suami lakukan ketika istri tak sepaham dengan pendapat kita?
Apa yang sebaiknya suami lakukan ketika istri marah-marah tanpa alasan? Ada yang bilang, mungkin karena Pria berasal dari Mars dan Wanita berasal dari Venus sehingga dalam berbahasa kadang kala ada kata-kata yang salah dimengerti atau salah tafsir. Mungkin karena bahasanya beda ya..... Pria yang senantiasa menggunakan logika dalam berpikir melawan wanita yang selalu menggunakan perasaan dalam bertindak.
Lalu, apakah pantas bila seorang suami marah-marah jika menghadapi istri yang cerewet dan cemberut ketika suami lelah pulang bekerja? Pertanyaannya sekarang adalah adakah istri yang tidak cerewet? Sulit menemukannya. Nah, saya ajak kepada para suami marilah untuk merenung sejenak memikirkan apa cara yang terbaik untuk mengatasi istri yang cerewet.
Oleh karena itu, mari kita simak kisah Umar bin Khatab dalam mengatasi istri yang cerewet.
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.
Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun? Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah
BP4 tersebut?
1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal; syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat.
Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liukan yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu
menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.
2. Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia
Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran. Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya.
Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.
3. Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan. Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaiannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya
berkeluh kesah atas kecakapannya itu.
4. Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku? Akulah yang membuatnya begitu? Baik buruknya sang tunas
beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.
5. Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi dan lalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi pagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak
pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.
Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji.
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya.
Nah...lho......!!! Jadi, bagi para suami marilah kita bersabar diri dalan menghadapi istri yang cerewet. Mungkin hal itu terjadi, karena istri kita tercinta terlalu lelah dan letih dalam menjaga dan merawat harta dan anak-anak kita. Marilah kita senantiasa berdo'a kepada yang Maha Kuasa agar selalu diberi kesabaran yang sangat kuat dan menjadikan keluarga kita, keluarga yang Sakinah Mawaddah dan Warahmah.
Friday, February 16, 2007
Ibu Oh... Ibu (Arti Cinta Bagi Seorang Ibu)
Mengutip dari Milis forkomlipi2006@yahoogroups.com dengan beberapa perubahan
Bandung (16/2/2007) Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah? Sudah
pasti jawabannya adalah kehamilan. Seberapa jauh pun jalan yang harus
ditempuh, seberat apa pun langkah yang mesti diayun, seberapa lama pun
waktu yang kan dijalani, tak kenal menyerah demi mendapatkan satu
kepastian dari seorang bidan; "positif".
Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih
dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda
baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di
perutnya. Seringkali ia bertanya; menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedih
atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada
yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika mati pun
akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke
dunia. Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah
hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. Detik itu,
sebuah episode cinta baru saja berputar.
Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak- anak.
Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan
sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak. Si
kecil baru saja berucap "Ma..." segera ia mengangkat telepon untuk
mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon. Saat baru pertama
berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit
takut si kecil terjatuh dan luka. Hari pertama sekolah adalah saat
pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun
disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas
berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki
kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.
"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di
pasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang
kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam
tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap
gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang,
ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak.
Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil. Meski pun,
terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.
Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas,
periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Uang sekolah
anak, 2. Beli susu anak, 3. Beli baju anak ... nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang
lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi
prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan
susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun
akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah
dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby
sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang
bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela
menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar
tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci
yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan
sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari
kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak
lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman
harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar
untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga
terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya,
ia terus pun mendongeng.
Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan
anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling
ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta
kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat baru saja memasuki
rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam
dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli makan
siangnya sendiri di kampus.
Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan
terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama
pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu
menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air
mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke
kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut
gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang bertahun-tahun
menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu
hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau
anakku?"
Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara
tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "bila ibu meninggal,
ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil
dipangku kalian". Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari
salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak
yang shalih sejak kecil," ujarnya.
Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin
saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah
mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibu lah madrasah cinta saya, sekolah
yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta. Sekolah yang hanya punya
satu guru: pecinta. Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama:
yang dicinta.
Mengutip dari Milis forkomlipi2006@yahoogroups.com dengan beberapa perubahan
Bandung (16/2/2007) Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah? Sudah
pasti jawabannya adalah kehamilan. Seberapa jauh pun jalan yang harus
ditempuh, seberat apa pun langkah yang mesti diayun, seberapa lama pun
waktu yang kan dijalani, tak kenal menyerah demi mendapatkan satu
kepastian dari seorang bidan; "positif".
Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih
dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda
baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di
perutnya. Seringkali ia bertanya; menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedih
atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada
yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika mati pun
akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke
dunia. Rasa sakit pun sirna sekejap mendengar tangisan pertama si buah
hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. Detik itu,
sebuah episode cinta baru saja berputar.
Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak- anak.
Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan
sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak-anak. Si
kecil baru saja berucap "Ma..." segera ia mengangkat telepon untuk
mengabarkan ke semua yang ada didaftar telepon. Saat baru pertama
berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit
takut si kecil terjatuh dan luka. Hari pertama sekolah adalah saat
pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun
disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas
berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki
kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.
"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di
pasar berbelanja keperluan si kecil. Saat ia berada di pesta seorang
kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam
tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap
gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang,
ia urung membeli baju untuknya dan berganti mengambil baju untuk anak.
Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil. Meski pun,
terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak.
Disaat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas,
periksalah catatannya. Di kertas kecil itu tertulis: 1. Uang sekolah
anak, 2. Beli susu anak, 3. Beli baju anak ... nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang
lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi
prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan
susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun
akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah
dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby
sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang
bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela
menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar
tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci
yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan
sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari
kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak
lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman
harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar
untuk bisa memejamkan mata barang sedetik. Namun, si kecil belum juga
terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya,
ia terus pun mendongeng.
Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan
anak-anak yang akan berangkat ke kampus. Tak satu pun yang paling
ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta
kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar saat baru saja memasuki
rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam
dekapannya itu sudah menjadi orang dewasa yang bisa membeli makan
siangnya sendiri di kampus.
Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan
terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama
pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu
menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air
mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke
kursi pelaminan. ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut
gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar buah hati yang bertahun-tahun
menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu
hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau
anakku?"
Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara
tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "bila ibu meninggal,
ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil
dipangku kalian". Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari
salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak
yang shalih sejak kecil," ujarnya.
Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin
saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah
mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibu lah madrasah cinta saya, sekolah
yang hanya punya satu mata pelajaran: cinta. Sekolah yang hanya punya
satu guru: pecinta. Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama:
yang dicinta.
Subscribe to:
Posts (Atom)